Wednesday, March 21, 2012

Flash Fiction Pertama


BUNGA VALENTINE
antologi es campur

April datang tiba-tiba. Berbisik ia pada sobatnya Fanny, lantas duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian ia berdiri, memetik mawar di vas bunga depannya. Tampak ia memain-mainkan bunga itu ditangan.
“Eh, kasih ucapan Valentine’s day buat Rossi, pakai bunga ini” saran Fanny.
“Hmm, pengen sih. Tapi bukannya cowok yang biasanya ngucapin duluan?” sergah April.
“Iya, masalahnya kamu kan belum jadian sama dia. Makanya ini kesempatan buat ngungkapin perasaan loe, gimana? Sekarang udah zamannya cewek yang nembak duluan, ayo!” bujuk Fanny semakin keras.
“Tapi.. aku malu Fan!”
“April! Kamu cinta kan sama Rossi?”
“Iya, Fan. Aku sayang banget tapi..”
”Udaaah, samperin sono!”
***
“Rossi, boleh aku bicara sebentar?” pinta April malu-malu.
“Boleh ngomong aja!” jawabnya datar.
April terlihat gugup. Tersekat mulutnya seakan menelan daging marmut yang tak dikunyah.
“Ayo katanya mo ngomong. Ngomong apa?”
“E.. anu, aku mo ngasih bunga mawar ini untukmu” ucap April tergagap seraya menyodorkan bunga.
“Oo.. bunga, makasih ya?” balas Rossi sambil meraih bunga.
April mengangguk. Dia belum juga ngungkapin perasaannya pada Rossi. Beban malu masih menindihnya. Sesaat ia teringat kata-kata Fanny “Gak usah malu, ungkapin aja perasaan loe!”.
“Ada satu lagi yang ingin ku katakan padamu”
“Apa lagi?”
Gubraaak! April buru-buru pingsan. Ia belum sempat mengungkapkan perasaan.
***

Bumiayu, 18 November 2011

No comments:

Post a Comment