Friday, October 12, 2012

Pintaku Untukmu


Assalamu’alaikum.

Dear adek, apa kabar?
Apa kabar dengan hati yang penuh keberkahan di bulan Ramadhan?

Adek…
Selamat atas prestasi-prestasi yang adek telah raih akhir-akhir ini. Semoga selalu menginspirasi. Mudah-mudahan senyum kebahagian selalu menari di bibir manismu. Mengarak ke lesung pipimu. Bertambah anggun dengan kerudungmu yang abu-abu. Dan yang pastinya, kesehatan selalu kau prioritaskan nomor satu. Walaupun adek perawat, kesehatanmu pun harus terawat. 

Adek…
Seperti yang pernah adek bilang kemarin.  Kakak memang sudah berubah sekarang. Perubahan yang kakak rasakan memang cenderung lebih ke arah negatif. Asumsi kakak begitu. Buktinya adek pun merasakan hal yang sama atas sikap kakak yang tidak biasa. Mengusung egoisme. Apatis. Keakuanku padamu selalu berbunyi bak sirine. Memekakkan telinga adek dan orang-orang di sekitar. Esensinya, kakak bikin adek nggak nyaman. Itu.

fanny ys
Perubahan ini bukan gara-gara dulu, perasaan kakak sempat adek diamkan beku. Bukan masalah hati kakak yang sempat tersumbat oleh kata ‘maaf, bagi adek, kakak tetap kakak terbaik buat adek’ bukan. Tetapi perubahan ini semata-mata sebagai peredam nafsu kakak yang menggebu. Menginginkanmu. Over confident. Dan sangat konyol memang. Keterdiaman ini sebenarnya membuat kakak malah sakit. Demi adek, kakak mencoba belajar ikhlas. Lebih tepatnya merelakan perasaan kakak hanyut. Mengalir dalam sungai takdir.

Adek…
Pilihan-pilihan hidupmu. Jadi, hanya doa-doa kebaikan, keselamatan dan kemudahan adek dalam meniti jalan, yang terucap maupun tidak terucap dariku untukmu. Ya, semoga kebahagiaan muaranya. Akhir dari segala.

Dan adek… kau membuat kakak banyak belajar dalam sakitnya kakak ketika terhujam mendekam dalam tebing yang tajam. Adek membuat kakak ingin belajar menjadi orang ‘besar’ dalam berlapang dada. Dan ucap terakhir kakak, semoga adek akan selalu baik adanya. Kakak minta maaf yang sebesar-besarnya. Baik disengaja maupun tidak disengaja. Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum.

Bumiayu, 22 Juli 2012

1 comment:

  1. Tapi sayang, sampai saat ini surat yang kulayangkan tak pernah kau baca. Bahkan dibiarkan berdebu.

    ReplyDelete